Senin, 30 Januari 2012

trimester 2

Kehamilan Trimester 2
April 30, 2009, 3:54 am
Filed under: Keperawatan Maternitas
2.1. Definisi Kehamilan Trimester Kedua
Yang dimaksud dengan kehamilan trimester kedua adalah masa kehamilan sejak minggu ke 14 sampai dengan minggu ke 28.
2.2. Tanda Kehamilan Trimester Kedua
Terdapat beberapa tanda dan gejala kehamilan untuk memastikan apakah seseorang benar – benar hamil atau tidak. Tanda dan gejala kehamilan ini digolongkan sesuai dengan signifikansi dalam menetapkan diagnosa positif kehamilan. Tanda – tanda tersebut dibagi menjadi : tanda subyektif, tanda obyektif dan bukti absolut kehamilan.
Berikut akan diuraikan mengenai tanda kehamilan yang terjadi dalam trimester kedua :
Tanda Subyektif
Perubahan payudara; nyeri tekan, terasa berat, pembesaran, pigmentasi dan perubahan putting. Perubahan ini sangat signifikan pada wanita yang belum pernah hamil.
Frekuensi berkemih; kongesti darah pada organ perlik meningkatkan sensitifitas jaringan. Tekanan karena perbesaran uterus pada kandung kemih menstimulasi saraf dan mentrigger keinginan untuk berkemih selama kehamilan.
Gejala gejala umum; beberapa wanita mengatakan bahwa ia merasa hamil. Terjadi perasaan mudah lelah, pusing dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk tidur.
Quickening; berarti perasaan pertama adanya kehidupan. Sensasi getaran ini seperti kupu – kupu terbang, dirasakan pertama kali oleh calon ibu sekitar minggu ke 22, atau minggu ke 20 pada wanita yang pernah hamil sebelumnya.
Tanda Obyektif (probabilitas)
Tanda Chadwick’s; bercak keunguan pada vagina karena meningkatnya suplai darah.
Tanda Hegar’s; melunaknya segmen bawah uterus.
Tanda Godell’s; melunaknya uterus
Perubahan uterus; pada awal bulan keempat, uterus menjadi sebesar buah jeruk, fundus uteri naik sampai tulang pubis. Pada akhir bulan kelima fundus uteri telah naik sampai ke pusat.
Ballottement; pantulan yang terjadi ketika jari pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang menjauh dan kemudian kembali ke posisinya semula. Hal ini terjadi sekitar kehamilan 4 sampai 5 bulan
Uterine souffle; desiran nadi yang terdengar diatas uterus hamil
Kontraksi Braxton Hicks; kontraksi yang mungkin terjadi selama masa kehamilan, tidak terasa sakit.
Perubahan abdomen; karena uterus membesar, maka secara alamiah dinding abdomen harus terdorong keluar, kulit abdomen mungkin teregang
Striae gravidarum; terjadi akibat regangan kulit, terlihat garis – garis tak teratur pada kulit abdomen.
Pigmentasi; terjadi karena pengumpulan pigmen pada kulit payudara, mula dan midline abdomen
Bukti positif (absolut)
Bukti kehamilan positif diperlihatkan ketika pemeriksa dapat :
1. mendengar bunyi jantung janin dan desiran funik (dorongan darah janin melalui tali pusat)
Denyut jantung janin dapat didengar selambatnya pada minggu kesepuluh dengan detektor nadi ultrasonografi janin, pada minggu ke 17 sudah bisa didengar melalui stetoskop. DJJ terdengar seperti detak cepat jarum jam, berdenyut 120 – 160 kali permenit.
Desiran funik jarang didengar, secara alamiah denyut terdengar bersamaan dengan denyut janin tetapi memiliki pantulan, bunyi berdesis.
2. merasakan bagian – bagian janin
Bagian janin paling cepat teraba pada minggu kelima , tetapi biasanya baru teraba kemudian
3. melihat hasil konsepsi pada ultrasonografi atau skeleton janin pada gambaran X-ray
USG telah berhasil dengan baik menentukan embrio paling cepat minggu keenam. Skeleton janin diperlihatkan oleh X-ray paling cepat minggu ke 12
4. merasakan gerakan janin
Terkadang pada bulan keempat ibu merasakan gerakan janin. Untuk menjadi tanda positif, gerakan ini harus dirasakan dan ditentukan oleh pemeriksa.
5. mencatat elektrokardiogram janin
EKG janin adalah tekniuk dimana impuls listrik yang terjadi dalam jantung janin direkam dengan cara meletakkan elektroda pada abdomen ibu. Pengamatan ini memberikan informasi berkelanjutan tentang janin.
2.3. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester Kedua
Trimester kedua ditandai oleh timbulnya berbagai fungsi baru dan pertumbuhan janin yang cepat, khususnya dalam ukuran panjang. Adapun perkembangan yang terjadi meliputi:
a. Penampakan eksternal.
16 minggu : kepala masih dominan, wajah terlihat seperti manusia, mata, telinga dan hidung terlihat khas. Perbandingan tangan dan kaki sesuai. Tumbuh kulit di kepala. Terlihat aktivitas motorik.
20 minggu : terlihat vernik kaseosa, terlihat laguno, kaki memanjang dengan sesuai, terlihat kelenjar sebasea.
24 minggu : tubuh terbaring tetapi dengan proposisi yang sempurna, kulit kemerahan dan keriput, terlihat vernik kaseosa, terbentuk kelenjar keringat.
28 minggu : tubuh terbaring, keriput dan kemerahan makin berkurang, terlihat kuku.
b. Pengukuran mahkota ke pantat (cm)
16 minggu : 11,5-13,5
20 minggu : 16-18,5
24 minggu : 23
28 minggu : 27
c. Perkiraan berat badan (gr)
16 minggu : 100
20 minggu : 300
24 minggu : 600
28 minggu : 1.100
d. Sistem muskuloskeletal
13-14 minggu : terlihat gerakan lambat bagian tubuh janin sebagai akibat adanya rangsangan (aktivitas motorik) pada saat ini biasanya ibu mulai dapat merasakan gerakan janin.
16 minggu : sebagian besar tulang dapat terlihat dengan jelas di seluruh tubuh, terlihat kavitas persendian, pergerakan otot sudah dapat dideteksi.
17 minggu : refleks menggenggam akan nyata dan berkembang sempurna sampai minggu ke 27.
20 minggu : sternum mengalami osifikasi, pergerakan janin cukup kuat untuk dapat dirasakan oleh ibu.
25 minggu : refleks masa baru dapat dilihat.
28 minggu : astragalus (talus, tulang lutut) mengalami osifikasi.
e. Sistem sirkulasi
16 minggu : otot-otot jantung berkembang dengan sempurna, darah dibentuk aktif dalam limpa.
24 minggu : pembentukan darah mengikat dalam sum-sum tulang dan menurun dalam hepar.
f. Sistem gastrointestinal
14 minggu : gerakan menelan telah terjadi.
16 minggu : terdapat mekonium pada usus, di dalamnya terdapat cairan
usus, sisa sel usus serta sisa sel skuamus dan rambut lanugo dari cairan amnion yang tertelan oleh janin, beberapa enzim disekresi, anus terbuka.
17 minggu : dengan rangsang oral janin dapat menjulurkan bibir atasnya.
20 minggu : email dan dentin terbentuk, kolon asending dapat dikenali,
dapat menjulurkan kedua bibirnya.
22 minggu : kedua bibir dapat dikerutkan dengan rangsangan.
28-29 minggu : janin sudah dapat mengisap aktif sebagai upaya mendapatkan makanan.
g. Sistem pernafasan
16 minggu : serabut-serabut elastik terbentuk di paru-paru, terlihat brochiolus terminal dan respiratorius.
18 minggu : gerakan pernafasan dapat terdeteksi namun perkembangan struktur alveolus paru belum mencukupi bagi kemungkinan hidup janin sebelum minggu ke 27-28.
20 minggu : lubang hidung terbuka kembali.
22 minggu : gerakan nafas yang diikuti oleh bunyi suara yang lemah.
24 minggu : sakus dan duktus alveolus terbentuk, gerakan seperti pernafasan mulai terlihat, terlihat lesitin dalam cairan amnion.
28 minggu : terbentuk surfaktan di permukaan alveolar.
h. Sistem renalis
16 minggu : ginjal pada posisinya mencapai bentuknya yang khas.
i. Sistem persarafan
16 minggu : lobus – lobus cerebral mulai terlihat, cerebellum memperlihatkan beberapa tonjolan.
20 minggu : otak secara keseluruhan terbentuk, mulai terjadi mielinisasi korda, medula spinalis berakhir pada tingkat S-1.
24 minggu : terbentuk selaput khusus korteks serebri, proliferasi neuronal pada korteks serebri berakhir.
28 minggu : tampak fisura serebri; konvolusi terjadi dengan cepat.
j. Organ-organ pengindera
16 minggu : organ-organ pengindera mengalami perbedaan secara umum.
20 minggu : hidung dan telinga mengalami osifikasi.
28 minggu : kelopak mata terbuka kembali, selaput retina terbentuk sempurna; terbentuk reseptif cahaya, pupil mampu memberikan reaksi terhadap cahaya.
k. Sistem genitalis
24 minggu : testis turun pada cincin inguinal dalam posisi desenden ke skrotum.
2.4. Perubahan Psikologis dan Fisiologis pada Ibu dalam Trimester Kedua
2.4.1. Perubahan Psikologis
Kehamilan adalah saat –saat krisis, saat terjadinya gangguan, perubahan identitas dan peran bagi setiap orang : ibu, bapak, dan anggota keluarga. Efek – efek pada masa kehamilan akan dapat dipahami dengan baik bila kita mengerti tentang kerangka kerja teori krisis. Definisi tentang krisis dinyatakan sebagai suatu ketidak seimbangan psikologis yang disebabkan oleh situasi atau tahap perkembangan. Pada awalnya, terdapat periode syok dan menyangkal, kemudian kebingungan dan preoccupation dengan berbagai masalah yang diperkirakan sebagai penyebabnya. Hal ini diikuti oleh suatu aksi untuk menghasilkan suatu solusi, dan akhirnya terjadi proses belajar dari pengalaman. Cara orang bereaksi terhadap krisis tergantung pada tiga faktor : persepsi terhadap kejadian, dukungan situasional, dan mekanisme koping mereka.
Awal dari syok yang disebabkan karena kehamilan diikuti oleh rasa bingung dan preocupation dengan masalah yang mengganggu. Selama periode ini, berbagai alternatif seperti aborsi atau adopsi mungkin dipertimbangkan pada konsekuensi legal, moral, dan ekonomi mereka. Akhirnya dicapai keputusan , dan rencana tindakan dibuat. Setiap wanita membayangkan tentang kehamilan dalam pikiran –pikirannya sendiri tentang seperti apa wanita hamil dan seorang ibu. Ia membentuk bayangan ini dari ibunya sendiri, pengalaman hidupnya, dan kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi bagaimana ia berespon terhadap kehamilan. Sedangkan seorang pria membayangkan bahwa kehamilan adalah bagaimana menjadi bapak dan seperti apa seorang bapak itu. Ia membentuk bayangan ini dari ayahnya, pengalaman hidupnya, dan kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsinya mempengaruhi bagaimana ia memperhatikan ibu dari anak – anaknya. Banyak pria menjadi sangat khawatir terhadap ibu dari anaknya dan mengambil peran yang aktif dalam memberikan perawatan medis untuknya. Beberapa pria mengalami gejala – gejala seperti ngidam, agak malas, atau sakit. Fenomena ini oleh beberapa ahli medis disebut mitleiden, atau “menderita bersama”.
Ketrampilan coping merupakan kekuatan dan ketrampilan seseorang belajar untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi stres, misalnya dengan melakukan aktivitas seperti menceritakannya pada teman, melakukan olah raga yang berat, mendengarkan musik, menangis, menulisprosa atau puisi, dan melakukan solutide. Metoda coping tersebut dapat digunakan oleh calon orang tua dan anggota keluarga untuk menyesuaikan terhadap realitas kehamilan dan mencapai keseimbangan pada kehidupan mereka yang terganggu.
Pada trimester kedua (minggu 12 –24) wanita sudah bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Tubuh wanita telah terbiasa dengan tingkat hormon yang tinggi, morning sickness telah hilang , ia telah menerima kehamilannya dan ia menggunakan pikiran dan energinya lebih konstruktif. Janin masih tetap kecil dan belum menyebabkan ketidaknyamanan dengan ukurannya. Selama trimester ini, terjadi quickening ketika ibu merasakan gerakan bayinya pertama kali. Pengalaman tersebut menandakan pertumbuhan serta kehadiran makhluk baru, dan hal ini sering menyebabkan calon ibu memiliki dorongan psikologis yang besar. Gambaran sifat dari reaksi emosional wanita terhadap kehamilannya tersebut dimodifikasi oleh perbedaan kepribadian individu. Beberapa wanita mengalami peningkatan mood, lainnya tidak. Pada umumnya, bagaimanapun perawat dapat mengharapkan sikap pola perilaku dan dapat memberikan rasa aman pada ibu dengan menjelaskan bahwa perasaan – perasaan mereka bukan hal yang aneh. Antusias dan semangat untuk hidup kembali dengan pasti seperti juga mereka mati.
2.4.2. Perubahan Fisiologis
Fisiologi maternal yakni perubahan-perubahan sehubungan dengan kehamilan antara lain :
1. Sistem reproduksi
suplai darah ke organ reproduksi meningkat karena peningkatan kadar hormon steroid dan bermanfaat bagi perkembangan janin.
Terdapat tiga tanda penting yakni :
- tanda Goodell ‘s : serviks teratai lunak
- tanda Hegar’s : uterus lunak
- tanda Chadwick’s : vagina berwarna keunguan
Pada kanalis servikalis dipenuhi mukus kental (operkulum) yang dapat menghambat masuknya bakteri ke uterus selama persalinan yang disebut, bloody show.
Selama masa kehamilan konsistensi serviks berubah, sebelum hamil seperti ujung hidung, awal hamil seperti ujung daun telinga, pada keadaan term teraba seperti bibir. Terjadi pembesaran uterus dengan berat meningkat 20 kali, kapasitas meningkat 500 kali yang disebabkan oleh pertumbuhan serabut otot dan jaringan yang berhubungan, termasuk jaringan fibroelastik, darah dan saraf akibat adanya hormon estrogen terjadi sektresi vagina yang meningkat (leukorrhea) dan terjadi peningkatan kongesti vastilar organ vagina dan pelvik yang menyebabkan peningkatan sensitivitas yang sangat berarti. Hal ini mungkin mengarah pada tingginya derajat rangsngan sexsual, terutama antara bulan 4 dan 7 masa kehamilan.
2. Sistem integumen
Terdapat rasa kesemutan nyeri tekan pada payudara yang membesar karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolan dan suplai darah. Putting susu menonjol dan keras dan mengeluarkan cairan jernih (kolostrum). Areola lebih gelap dan kelenjar montgomery menonjol keluar.
Terdapat striae gravidarum yang berupa regangan kulit akibat serabut elastik dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus. Terjadi pigmentasi kulit berupa linea nigra pada abdomen, dan Cholasma, yaitu bintik-bintik hitam pada wajah perspirasi dan sekresi kelenjar lemak juga meningkat.
3. Sistem endokrin
Terjadi perubahan hormonal yaitu : peningkatan progesteron dan estrogen, plasenta menghasilkan hCG, hPL, hCT, pulau langerhans membentuk insulin lebih banyak, hormon-hormon pituitari secara signifikan terpengaruh, kortek ardenal membentuk kortin lebih banyak. Terutama kelenjar paratiroit yang ukurannya meningkat selama minggu kel 15-30 ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar, tanpa hormon paratiroit tersebut metabolisme tulang dan otot terganggu.
4. Sistem kardiovaskuler
Terjadi peningkatan volume darah, cairan tubuh (bisa terjadi) edema jaringan, sel darah merah, hemoglobin dan fibrin juga meningkat sehingga bisa terjadi pseudoanemia yang fisiologis pada kehamilan. Mungkin terjadi pula sindrom hipotensi supinasi akibat oleh tekanan uterus pada vena kava, lebih buruk lagi terjadinya trombosis vena sehubungan dengan peningkatan fibrin dan stastis vena.
5. Sistim muskuloskeletal
Kebutuhan kalsium meningkat 33 % tetapi tidak diambil dari gigi. Sendi pelvik sedikit dapat bergerak untuk mengkompensasi pembesaran janin, bahu tertarik kebelakang dan lumbal lebih lengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung. Terjadinya kram otot tungkai dan kaki tidak diketahui penyebabnya, mungkin berhubungan dengan metabolisme kalsium dan fosfor, kurangnya drainase sisa metabolisme otot atau postur yang tidak seimbang.
6. Sistim pernafasan
Akibat bentuk rongga torak berubah dan karena pernafasan yang lebih cepat, sekitar 60% wanita hamil mengeluh sesak nafas. Kapasitas paru tidak berubah, pada kenyataanya tidal volume meningkat. Terjadi bengkak seperti arlegi pada membran mukosa merupakan hal umum yang dapat menyebabkan gejala serak, hudung tersumbat, dispnea, sakit tenggorokan, perdaran hidung, hilangnya indra penciuman.
7. Sistem gastrointestinal
Pada awal kehamilan wanita hamil mengalami mual muntah, sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak. Saat berlanjut, penurunan asam lambung dan perlambatan pengosongan lambung dapat menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi.
8. Sistem perkemihan
Terjadi gerakan urine kekandung kemih yang lebih lambat dan dapat meningkatkan kemungkinan pielovefritis. Suplai darah kekandung kemih meningkat dan pembesaran uterus menekan kandung kemih dapat menyebabkan meningkatnya berkemih.
9. Sistem persarafan
Kadang terjadinya perubahan postur pada kehamilan dapat menyebabkan acrodysesthesia sehubungan dengan tekanan mekanik, atau numbness, tingling, dan kaku. Otak mungkin tidak mengalami perubahan namun efek psikologis mungkin dapat terjadi beruapa swing mood atau psikosis akibat tidak menerima kehamilannya.
Terjadi peningkatan berat badan maternal
Penambahan Berat Badan Ibu Gram Pon
Uterus 900 1, 98
Payudara 450 0, 99
Darah 1350 2, 97
Jaringan 1350 2, 97
Lemak 4050 8, 91
Sub total 8100 17, 82
Janin 3150 6, 93
Plasenta 675 1, 49
Cairan amniotik 900 1, 98
Sub total 4725 10, 40
Total 12825 28, 22
Secara normal peningkatan berat badan pada trimester kedua adalah 12-15 pon.
2.5. Pendidikan Prenatal pada Kehamilan Trimester Kedua
Salah satu peran perawat maternitas adalah memberikan pendidikan pada calon ibu mengenai semua yang terjadi pada masa kehamilannya, termasuk tindakan apa saja yang perlu dipersiapkan dan dilaksanakan selama kehamilannya tersebut. Berikut akan diuraikan mengenai pendidikan prenatal pada kehamilan trimester kedua yang perlu diinformasikan pada ibu hamil :
Minggu 12- 24
Wanita biasanya telah mengerti isu tentang kehamilan dan menjadi lebih menyadari janin sebagai manusia. Hal – hal yang perlu diinformasikan antara lain mengenai :
Pertumbuhan janin
 Gerakan
 DJJ
Kebersihan personal
 Pakaian yang memberikan rasa nyaman
 Perawatan payudara dan kutang yang menyangga
 Rekreasi, perjalanan
 Keluaran vagina
Rencana pekerjaan atau sekolah
Metode memberi makan bayi
 Asi atau susu botol
 Berikan bahan bacaan pada metode yang dipilih
Penghindaran atau mengurangi
 Sakit pinggang
 Konstipasi
 Hemoroid
 Bengkak pada tungkai, varicose, edema, kram
 Nyeri ligamentum teres
Petunjuk nutrisi
 Penambahan berat badan
 Diet seimbang
 Kebutuhan khusus nutrisi
Minggu 24 – 32
Wanita menjadi lebih tertarik dengan kebutuhan bayi sebagai sesuatu yang wajar terhadap kebutuhannya sendiri saat ini dan setelah melahirkan. Hal – hal yang perlu diinformasikan antara lain mengenai :
Pertumbuhan dan status janin
 Presentasi dan posisi
 Keadaan – DJJ
Kebersihan personal
 Pakaian yang memberikan rasa nyaman
 Mekanisme dan postur tubuh
 Posisi yang nyaman
Perubahan fisik dan emosional
Kebutuhan / perubahan seksual, hubungan seksual
Pengurangan
 Sakit pinggang
 Kontraksi Braxton Hick’s
 Dispnea
 Nyeri ligamentum teres
 Sakit dan edema tungkai
Menentukan rencana cara memberi makan bayi
Persiapan untuk memberikan susu
 Botol atau menyusui
 Persiapan putting susu
 Masase dan pengeluaran colostrums
Persiapan untuk bayi
 Peralatan
 Bantuan di rumah
Tanda-tanda bahaya
 Preeklamsia
 Sakit kepala, bengkak yang berlebihan, penglihatan ganda
Ligasi tuba (surat-surat disiapkan kemudian)
2.6. Pedoman Penyusunan Menu bagi Ibu Hamil
Memasuki trimester kedua, tubuh ibu mengalami perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta. Untuk itu, peningkatan kualitas gizi sangat penting karena pada tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI (air susu ibu) saat menyusui nanti
Dengan kondisi semacam itu, pola konsumsi ibu hamil tetap mengacu pada formula “4 sehat 5 sempurna”, yang diyakini para ahli gizi mengandung tiga golongan utama makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh. Yaitu sumber zat tenaga yang didapat dari makanan sumber karbohidrat dan lemak seperti padi-padian, kentang, umbi-umbian, jagung, sagu, tepung-tepungan, roti, mi, minyak, mentega; sumber zat pembangun berasal dari konsumsi protein seperti telur, daging, tahu, tempe, ikan, dan kacang-kacangan; kemudian sumber zat pengatur yang berasal dari vitamin dan mineral didapat dari sayuran dan buah-buahan.
Untuk memenuhi ketiga unsur gizi penting itu, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan secara proporsional yang meliputi padi-padian atau serelia, kacang-kacangan, daging, ikan, telur, sayur, buah, susu, dan lemak.
Zat-zat gizi penting
Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah sebagai berikut:
1. Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel-sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin.
Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 – 14 kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi energi.
2. Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.
3. Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium.
4. Mineral, antara lain :
• Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik.
• Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis selama kehamilan, yang disebabkan oleh :
o Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
o Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
o Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita, sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya.
Wanita hamil cenderung terkena anemia, termasuk pada trimester kedua kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama, menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 – 60 mg per hari, tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau
Pedoman menu
Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil:
1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.
2. Makanan dapat diberikan 4 – 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah.
3. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam tape.
4. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan susunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @ 100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm minyak atau lemak.
5. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan sering buang air kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi.
6. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan pada kemasan seperti amaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dsb.
7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat, karena akan mengakibatkan mual dan muntah.
8. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang lain, karena biasanya mereka tidak berselera makan.
9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai matang benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.
10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KEHAMILAN TRIMESTER KEDUA
3.1. Pengkajian
Pengkajian meliputi data dasar dan riwayat kesehatan ibu, antara lain meliputi:
• Identitas (nama, umur, pekerjaan, agama, dsb.)
• Berat badan/ tinggi badan
• Status pernikahan (pernikahan ke berapa)
• Kunjungan sebelumnya (berapa kali berkunjung, rutin/ tidak, tempat berkunjung tetap/ pindah, dst.)
• riwayat kehamilan dan persalinan (kehamilan ke berapa, abortus, pre eklampsia, perdarahan)
• riwayat imunisasi ibu (MMR,TORCH, TT)
• riwayat penyakit sekarang dan terdahulu
• riwayat alergi makanan dan obat-obatan
• riwayat penyakit dalam keluarga
• riwayat psiko sosial
Selain pengkajian data dasar tersebut diatas, dilakukan pula pengkajian terhadap:
a. Aktivitas / istirahat
- Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8-12 minggu), kembali pada tingkat prakehamilan selama setengah kehamilan terakhir
- Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 dpm
- Murmur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume
- Sinkope
- Varises
- Sedikit oedema ekstremitas bawah/ tangan mungkin ada.
b. Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
c. Eliminasi
- Perubahan pada konsistensi/ frekwensi defekasi
- Peningkatan frekwensi perkemihan
- Urinalisis  peningkatan berat jenis
- Hemoroid
d. Makanan/ cairan
- Sedikit mual dan muntah
- Nyeri ulu hati
- Penambahan berat badan 11-12 Lb
- Membran mukosa kering: hipertrofi jaringan gusi, mudah berdarah
- Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
- Sedikit edema dependen
- Sedikit glikosuria mungkin ada
e. Nyeri / ketidak nyamanan
Kram kaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, nyeri punggung
f. Pernafasan
- Hidung tersumbat, mukosa lebih merah daripada normal
- Frekwensi pernapasan dapat meningkat relatif terhadap ukuran/ tinggi uterus, pernafasan torakal
g. Keamanan
- Suhu 98-99,6° F (36,1-37,6° C)
- Irama jantung janin (IJJ) terdengar dengan fetoskop
- Gerakan janin mulai terasa, quickening (sensasi gerakan janin pada abdomen) diantara 16 dan 20 minggu
h. Seksualitas
- Penghentian menstruasi
- Perubahan respon/ aktivitas seksual
- Leukorea mungkin ada
- Peningkatan progresif pada ukuran uterus fundus pada umbilikus (20 – 22 minggu)
- Perubahan payudara, pembesaran jaringan adiposa, peningkatan vaskularitas, lunak bila di palpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi jaringan alveolar, hipertrofi tuberkel montgomery, kemungkinan strie gravidarum, mulai tampak adanya kolostrum
- Perubahn pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spider nervi
- Tanda- tanda Goodel, Hegar, Chadwick positif
i. Interaksi sosial
- Bingung/ meragukan perubahan peran yang di antisipasi
- Tahap maturasi/ perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stresor kehamilan
- Respon anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung sampai disfungsional
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- JDL: menunjukkan animia, hemoglobinopatis ( misal : sel sabit )
- Golongan darah: ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko terhadap inkompabilitas
- Usap vagina/ rektal : tes untuk neisseria ghonorrhea, clamydia
- Tes serologi: menentukan adanya sifilis (RPR: rapid plasma reagen), penyakit hubungan kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kulit vagina, lesi, abnormal
- Skrinning: terhadap HIV, hepatitis, tuberkulosis
- Papaniculou smear: mengidentifikasi neoplasma, herpes simolek tipe 2
- Urinalisis: Skrin untuk kondisi medis (misal: pemastian kehamilan, infeksi, diabetes, penyakit ginjal )
- Tes serum/ urin : untuk gonadotropin chorionik manusia ( HCG )  positif
- Sonografi : ada janin setelah gestasi 8 minggu
- Skrin glukosa serum/ 1 jam tes glukosa : < 140 mg biasanya dilakukan antara 24 dan 28 minggu pada trimester II dan III )
- Evaluasi selanjutnya: fokus pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan pranatal
3.2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola nafas sehubungan dengan ketidak efektifan pergeseran difragma karena pembesaran uterus
2. Gangguan curah jantung sehubungan dengan kebutuhan sirkulasi, perubahan preload (penurunan aliran balik vena) dan after load (peningkatan tahanan vaskuler perifer), hipertrofi ventrikel
3. Kelebihan volume cairan sehubungan dengan perubahan mekanisme regulator, retensi natrium/ air
4. Ketidaknyamanan sehubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh, efek hormon-hormon, ketidakseimbangan elektrolit
5. Perubahan pola seksualitas sehubungan dengan konflik mengenai perubahan hasrat seksual dan harapan, takut akan cedera fisik
6. Ketidakefektifan koping individual sehubungan dengan krisis situasi, kerentanan pribadi dan persepsi tidak realistis
7. Gangguan citra tubuh sehubungan dengan persepsi perubahan biofisik dan respon orang lain
8. Kurangnya pengetahuan sehubungan dengan minimnya pengalaman dan info yang diperoleh tentang perubahan fisiologis/ psikologis yang normal pada trimester ke II
9. Resiko tinggi pada janin (kelainan) sehubungan dengan masalah kesehatan ibu, adanya ekspos dengan agen infeksi/ teratogen
3.3. Rencana Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan :
Ketidakefektifan pola pernafasan sehubungan dengan pergeseran diagfragma akibat pembesaran uterus yang ditandai dengan keluhan sesak nafas, dispnea, perubahan kedalaman pernafasan.
Hasil yang diharapkan :
1. Klien akan melaporkan penurunan frekwensi atau beratnya keluhan.
2. Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernafasan.
Tindakan atau Intervensi :
Mandiri
Intervensi Rasional
Kaji status pernafasan Menentukan luas atau beratnya masalah. Meski kapasitas vital meningkat, fungsi pernafasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi sebelumnya, misal alergi, asma , tuberkolusis Masalah lain dapat terus mengubah pola pernafasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu atau janin.
Kaji kadar Hb dan Ht, tekankan pentingnya masukan vitamin atau fero sulfat. Peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24 – 32 mengecerkan kadar Hb, mengakibatkan anemia dan menurunkan kapasitas pembawa oksigen.
Beri informasi tentang rasional kesulitan pernafasan dan program latihan yang realistis Menurunkan kemungkinan gejala pernafasan yang disebabkan oleh kelebihan.
Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi masalah, misalnya postur yang baik, hindari merokok, makan sedikit tapi sering. Postur yang baik dan makan sedikit membantu memaksimalkan penurunan diafragmatik, meningkatkan ketersedian ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persedian oksigen untuk pertukaran ibu-janin
Diagnosa keperawatan :
Dekompensasi curah jantung sehubungan dengan peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan preload (penurunan aliran balik vena), dan afterload (peningkatan tahanan vascular perifer), hipertrofi ventrikel.
Hasil yang diharapkan :
1. Tetap normotensitif selama perjalanan prenatal
2. Bebas dari edema patologis dan tanda-tanda HAK
3. Mengidentifikasi cara-cara untuk mengontrol dan menurunkan masalah kardiovaskular
Tindakan atau Intervensi :
Mandiri
Intervensi Rasional
Tinjau ulang proses fisiologis dan perubahan normal dan abnormal, tanda-tanda, dan gejala – gejala Selama trimester kedua, hipertrofi ventrikel jantung menjamin peningkatan curah jantung, yang memuncak pada gestasi minggu ke 25 – 27 untuk memenuhi oksigen dan nutrien ibu/ janin. Normalnya, system kardiovaskuler mengkompensasi peningkatan curah jantung dengan dilatasi pembuluh darah, yang menurunkan tahanan curah jantung. Ini menurunkan pembacaan tekanan sistolik kira-kira 8 mmHg, tekanan diastolic menurun kira-kira 12 mmHg. Peningkatan cairan, stress, dan masalah jantung sebelumnya, dapat membahaya-kan sistem
Perhatikan riwayat yang ada sebelumnya atau potensial masalah jantung/ ginjal/ diabetik. Klien ini menghadapi resiko tertinggi ter-hadap masalah jantung selama trimester kedua, bila curah jantung memuncak
Ukur tekanan darah (TD) dan nadi. Laporkan jika peningkatan sistolik lebih dari 30 mmHg dan diastolic lebih dari 15 mmHg Peningkatan TD dapat menunjukkan HAK, khususnya pada klien dengan pe-nyakit jantung/ ginjal, DM, atau adanya kehamilan multiple atau mola hidatidosa
Auskultasi bunyi jantung; catat adanya murmur Murmur sistolik sering ringan dan mungkin diciptakan oleh peningkatan volume, penurunan viskositas darah, perubahan posisi jantung, atau torsio pembuluh darah besar. Namun, murmur dapat menandakan terjadinya kerusakan
Kaji adanya edema pergelangan kaki dan varieses kaki, vulva dan rectum. Bedakan antara edema fisiologis dan potensial berbahaya Edema dependen dari ekstremitas bawah (edema fisiologis) sering terjadi karena stasis vena akibat vasodilatasi dari aktifitas progesterone, herediter, retensi kelebihan cairan, dan tekanan uterus pada pembuluh darah pelvis. Ini meningkatkan resiko pembentukan thrombus vena. Edema wajah dan/ atau akstremitas atas dapat menandakan HAK
Anjurkan klien untuk menghindari menyilangkan kaki, duduk, dan berdiri dalam waktu yang lama; pasang kaus kaki penyokong sebelum bangun di pagi hari; menggunakan pakaian yang longgar, tidak ketat, meninggikan kaki, panggul dan vulva vertikal ke dinding tiga kali sehari selama 20 menit; dan membalikkan telapak kaki keatas dalam posisi dorsofleksi bila duduk atau berdiri selama periode lama Meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko terjadinya edema, varises atau trobosis vena
Kaki dorsofleksi untuk tes terhadap tanda Homan’s. Bila ada, rujuk pada dokter. Tanda Homan’s positif dapat menunjukkan tromboflebitis
Kaji adanya kelemahan. Anjurkan klien untuk mengindari perubahan posisi dengan cepat Perubahan posisi cepat dapat mengakibatkan pusing saat darah terkumpul di ekstremitas bawah, menurunkan volume sirkulasi
Diagnosa keperawatan :
Kelebihan volume cairan sehubungan dengan perubahan mekanisme regulator, retensi natrium/ air
Hasil yang diharapkan :
1. Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah
2. Klien dapat mengidentifikasi tanda/gejala yang memerlukan evaluasi / intervensi medis
3. Bebas dari hipertensi, albuminuria, retensi cairan berlebihan dan edema wajah
Tindakan atau Intervensi :
Mandiri
Intervensi Rasional
Pantau berat badan secara teratur Mendeteksi penambahan berat badan berlebihan dan retensi cairan yang tidak kelihatan, yang potensial patologis. Selama trimester kedua, total cairan tubuh (plasma dan SDM) meningkat 1000 ml karena sebagian kadar estrogen merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan aldosteron yang menahan natrium dan air. Meski sampai 5 lb (3,6 Kg) cairan dapat ditahan dengan edema tidak tampak, peningkatan ini dapat memperberat dekompensasi jantung
Kaji adanya tanda – tanda HAK, perhatikan tekanan darah. Pantau lokasi/ luasnya edema, masukan atau keluaran cairan. Perhatikan laporan – laporan gangguan penglihatan, sakit kepala, nyeri epigastrik atau adanya hiperrefleksia Indikator edema patologis. Meskipun HAK karena retensi cairan berlebihan biasanya tidak terlihat sampai akhir minggu ke 10 kehamilan, dapat terjadi diawal, khususnya pada klien dengan factor predisposisi seperti DM, penyakit ginjal, hipertensi, gestasi multiple, malnutrisi (kelebihan BB/ kurang BB), mola hidatidosa
Tes urin terhadap albumin Deteksi masalah vascular berkenaan dengan spasme glomerular dari ginjal, yang menurunkan resorpsi albumin
Berikan informasi tentang diet (mis, peningkatan protein, tidak menambahkan garam meja, menghindari makan dan minum tinggi natrium) Nutrisi adekuat, khususnya peningkatan HAK. Na berlebihan dapat memperberat retensi air (terlalu sedikit Na dapat mengakibatkan dehidrasi)
Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic selama sehari Edema fisiologis dari ekstremitas bawah terjadi di penghujung hari adalah normal tetapi harus dapat diatasi dengan tindakan sederhana. Bila tidak teratasi pemberi pelayanan kesehatan harus diberi tau
Kolaborasi
Intervensi Rasional
Jadwalkan kunjungan prenatal lebih sering dan lakukan pengobatan bila ada HAK. Perawatan membantu meningkatkan kesejahteraan ibu/ janin
Diagnosa keperawatan :
Ketidaknyamanan sehubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh, efek-efek hormon, ketidakseimbangan elektrolit yang ditandai oleh ketegangan pada punggung, kram kaki, nyeri ulu hati
Hasil yang diharapkan :
1. Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan perawatan diri yang tepat
2. Ketidaknyamanan dicegah atau diminimalkan
Tindakan atau Intervensi :
Mandiri
Intervensi Rasional
Perhatikan adanya masalah yang berhubungan dengan curah jantung atau kesulitan pernafasan dan rujuk pada diagnosa keperawatan yang tepat Meskipun kondisi ini adalah hal sering mengakibatkan ketidaknyamanan, klien biasanya mengalami rasa nyaman secara fisik, bebas dari ketidaknyamanan khas, pada trimester ketiga
Kaji ulang adanya perubahan BAB dan hemoroid Penurunan motilitas gastrointestinal, efek suplemen zat besi dan peningkatan tekanan/ Penurunan motilitas gastro-intestinal, efek suplemen zat besi dan peningkatan tekanan perubahan posisi dari pembesaran uterus mempengaruhi fungsi normal
Diskusikan masukan diet, latihan, dan penggunaan pelunak feces Membantu dalam pencegahan/ penata laksanaan konstipasi
Perhatikan adanya nyeri ulu hati (pirosis), tinjau ulang riwayat diet. Jelaskan fisiologis masalah. Anjurkan klien menghindari makanan gorengan /berlemak, makan enam kali sehari dalam porsi kecil, lakukan posisi semi fowler, hindari makanan yang sangat dingin Makanan berlemak meningkatkan keasaman gastric, makan sering dalam porsi kecil menetralkan keasaman. Posisi semi fowler, menurunkan masukan cairan, dan menghindari makanan dingin membantu mencegah refluks gastric
Perhatikan adanya sakit punggung dan tekanan pada punggung bagian bawah. Demontrasikan latihan (mis; mengangkat panggul, berbaring datar pada punggung dan punggung menekan lantai). Tinjau ulang yang dikenakan dengan tepat mis; sepatu berhak rendah; pakaian longgar dan nyaman Menghilangkan tegang pada punggung bawah yang disebabkan oleh peningkatan lengkung vertebra lumbosakral dan pengencangan otot punggung
Kaji ulang adanya kram pada kaki, ajarkan klien untuk meluruskan kaki dan dorsofleksikan telapak kaki Tekanan pada saraf pelvis serta rendahnya kalsium jaringan, potensial menyebabkan kram kaki. Meluruskan kaki dan dorsofleksi telapak kaki meningkatkan perfusi/ oksigenasi jaringan dan membantu menghilangkan tekanan pada saraf-saraf ekstremitas bagian bawah
Anjurkan mengurangi masukan produk susu dan menggunakan aluminium laktat atau melanjutkan dengan 1 quart susu setiap hari dan menggunakan aluminium hidroksida, bila kram kaki berat atau menetap Masukan makanan yang mengandung kalsium/ produk kalsium secara terus menerus, meningkatkan kadar plasma terionisasi. Aluminium hidroksida meng-ikat fosfor pada saluran usus, meng-imbangi ketidak seimbangan kalsium-fosfor
Berikan informasi tentang pilihan yang tepat dari antasida yang dijual bebas. Hindari penggunaan bikarbonat sebagai penetralisir atau produk kalsium jika diperlukan Mungkin menimbulkan konstipasi dan atau dapat mengandung bahan, seperti Na, yang merupakan kontraindikasi pada situasi tertentu karena sifatnya meretensi air. Penggunaan antasida yang me-ngandung kalsium sebagai tambahan masukan makanan tinggi kalsium dapat memperberat ketidak seimbangan kalsium-fosfor dan terjadinya kram otot.
Kolaborasi
Intervensi Rasional
Beri antasida rendah Na Menetralisir keasaman gastric; penurunan kadar fosfor
Beri suplemen kalsium dan aluminium dalam bentuk jeli dengan cepat Tambahan untuk produk susu akibat adanya intoleransi diet. Dapat menurun-kan kadar fosfor
Diagnosa keperawatan :
Perubahan pola seksualitas sehubungan dengan konflik mengenai perubahan hasrat seksual dan harapan, takut akan cedera fisik yang ditandai oleh kesulitan, pembatasan atau perubahan dalam perilaku seksual
Hasil yang diharapkan :
1. Klien dapat mendiskusikan masalah seksual
2. Klien dapat mengungkapkan pemahaman tentang alasan yang mungkin untuk diubah
3. Klien dapat mengidentifikasi alternatif yang dapat diterima untuk memenuhi kebutuhan individu
4. Klien dapat mengungkapkan kepuasan bersama atau konseling, bila dibutuhkan
Tindakan atau Intervensi :
Mandiri
Intervensi Rasional
Diskusikan dampak kehamilan terhadap pola koitus yang normal Kepuasan seksual yang optimal untuk klien prenatal terjadi pada trimestr kedua karena vasokongesti pelvis/ perineal meningkatkan kenikmatan orgasme. Pria dapat mengalami berbagai perasaan saat berespon terhadap peningkatan hasrat pasangannya dan menjadi bingung karena penurunan/ peningkatan hasrat seksualitasnya sendiri dalam memberi respon terhadap perubahan bentuk tubuh pasangannya
Tinjau ulang apa yang dirasakan dan didiskusikan kemungkinan pilihan dalam peningkatan kontak fisik melalui berpelukan dan bercumbu daripada melakukan koitus secara aktual Rasa takut mencederai janin pada saat koitus adalah hal yang umum. Meyakinkan dan memperhatikan bahwa hal tersebut normal dapat membantu menghilangkan ansietas. Pilihan lain akan diterima dengan baik apabila keduanya terpuaskan
Tinjau ulang perubahan posisi yang mungkin dilakukan dalam aktifitas seksual Membantu pasangan untuk memper-timbangkan/ membuat pilihan
Waspadai adanya indikasi kemungkinan kesulitan seksual atau perilaku yang tidak sesuai dari pria Disini tampak frekuensi penyimpangan menjadi lebih tinggi (mis, perkosaan, incest, kejahatan, kekerasan, dan per-selingkuhan ekstramarital) bila pasangan sedang hamil
Kolaborasi
Intervensi Rasional
Rujuk pada perawat klinis spesialis/ konseling sesuai indikasi Mungkin perlu bantuan tambahan untuk mengatasi masalah dasar yang dapat berkembang selama kehamilan atau mungkin sudah ada sebelumnya
Diagnosa keperawatan :
Ketidakefektifan koping individual sehubungan dengan krisis situasi/ maturasi, kerentanan pribadi, persepsi tidak realistis
Hasil yang diharapkan :
1. Mengekspresiksn perasaan dengan bebas
2. Mengidentifikasi kekuatan individual
3. Menunjukkan keterampilan koping dan pemecahan masalah yang efektif
Tindakan atau Intervensi :
Mandiri
Intervensi Rasional
Identifikasi rasa takut/ angan-angan klien yang mungkin dimiliki Rasa takut dan angan angan yang umum dari wanita/ pria dapat timbul pada saat ini. Wanita mungkin takut kematian dari suami, dan pria berfantasi tentang jika dirinya hamil
Kuatkan pasangan bahwa rasa takut dan fantasi tersebut adalah normal Dapat menyulitkan bagi individu yang tidak melihat kenormalan dari pengalaman ini
Evaluasi derajat disfungsi klien yang dialami untuk mengubah apa yang sedang terjadi dan yang sudah diperkirakan Klien yang mengalami kesulitan menyesuaikan tugas – tugas yang berlebihan berkenaan dengan kehamilan/ menjadi orang tua dapat bermanifestasi tidak sesuai dalam melewati perawatan kesehatan prenatal dari kelabilan emosi-nya. Pasangan pria dapat mende-monstrasikan koping negatif seperti asyik dengan kerja/ hobi baru, kurang berminat terhadap kehamilan, atau keterlibatan dalam aktivitas ekstra marital
Anjurkan klien untuk mengekspresikan perasan tentang kehamilan dan menjadi orang tua Mengakui dan mengekspresikan perasaan dapat membantu individu mulai meng-identifikasikan masalah dan memulai proses pemecahan masalah
Kolaborasi
Intervensi Rasional
Rujuk untuk konseling dan penyuluhan sesuai kebutuhan Mungkin perlu tambahan bantuan untuk mengatasi masalah pokok
Diagnosa keperawatan :
Gangguan citra tubuh sehubungan dengan persepsi perubahan bio fisik, respon orang lain
Hasil yang diharapkan :
1. Klien akan mengungkapkan penerimaan atau adaptasi bertahap untuk mengubah konsep diri.
2. Klien akan mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan kepuasan penampilan keseluruhan.
Tindakan atau Intervensi :
Mandiri
Intervensi Rasional
Kaji sikap terhadap kehamilan, perubahan bentuk tubuh, dsb. Pada trimester kedua, perubahan bentuk tubuh telah tampak. Respon negatif dapat terjadi pada klien yang memiliki konsep diri rapuh. Efek lain seperti kloasma, striae gravidarum, telangiektasis, jerawat dapat memperberat perubahan emosi.
Diskusikan perubahan aspek fisiologis, dan respon klien terhadap perubahan. Berikan informasi tentang kenormalan perubahan. Individu bereaksi secara berbeda terhadap perubahan. Informasi dapat membantu memahami atau menerima apa yang terjadi.
Anjurkan gaya dan sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil. Situasi individu menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan meningkatkan penampilan klien dan melakukan aktivitas yang menyenangkan.
Diskusikan metoda perawatan kulit dan berhias, menggunakan kaos kaki penyokong, pemeliharaan postur dan progam latihan sedang. Belajar dan ikut melihat dan merasa lebih baik mungkin membantu untuk memper-tahankan perasaan positif tentang dirinya. Aturan latihan perinatal yang bukan latihan ketahanan cenderung memper-pendek persalinan, meningkatkan ke-mungkinan kelahiran vaginal spontan, dan menurunkan kebutuhan terhadap augmentasi oksitosin.
Kolaborasi
Intervensi Rasional
Rujuk pada sumber lain seperti konseling dan atau kelas pendidikan kelahiran anak dan menjadi orang tua. Mungkin membantu dalam memberikan dukungan tambahan, selama periode perubahan dan mengidentifikasi model peran.
Diagnosa keperawatan :
Kurangnya pengetahuan mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan sehubungan dengan terus membutuhkanya informasi sesuai perubahan trimester kedua yang dialami yang ditandai dengan permintaan informasi, pernyataan masalah atau konsep yang salah.
Hasil yang diharapkan :
1. Klien dapat mengungkapkan atau mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang meningkatkan kesejahteraan.
2. Klien akan bertanggung jawab terhadap perawatan kesehatannya sendiri.
3. Klien akan mengenali dan melakukan tindakan untuk meminimalkan dan mencegah faktor resiko.
4. Klien dapat mengidentifikasikan tanda bahaya atau mencari perawatan medis yang tepat.
Tindakan atau Intervensi :
Mandiri
Intervensi Rasional
Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trimester kedua. Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi tanpa memperhatikan apakah diharapkan atau tidak.
Lakukan progaram penyuluhan sesuai pedoman Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien belum melihat sebelumnya informasi bermanfaat saat ini.
Beri informasi tentang kebutuhan fero sulfat dan asam folat. Fero sulfat dan asam folat membantu memertahankan kadar Hb normal. Defisiensi asam folat memperberat anemia megaloblastik, kemungkinan aborsi dan malformasi janin.
Identififkasi kemungkinan resiko kesehatan individu, misal aborsi spontan, penyakit jantung, hipertensi akibat kehamilan, DM gestasional. Membantu mengingatkan klien tentang potensial situasi resiko tinggi yang memerlukan pemantauan lebih ketat dan atau intervensi.
Kolaborasi
Diskusikan obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk mengontrol atau mengatasi masalah medis. Membantu dalam memilih kegiatan karena kebutuhan harus ditekankan pada kemungkinan efek berbahaya pada janin.
Diskusikan kebutuhan terhadap pemerik-saan lab khusus skrining dan pemantauan sesuai indikasi . Kunjungan pranatal yang sering mungkin diperlukan untuk meningkatkan kesejahtraan ibu. Pemantauan Hb dan Ht menggunakan elektroforesis mendeteksi anemia khusus dan membantu menentukan penyebab. Skrining untuk DMG pada klien berisiko dapat mendeteksi hiperglikemia, dapat memerlukan tindakan insulin dan atau diet.
Diagnosa keperawatan :
Resiko tinggi terhadap cidera pada janin sehubungan dengan masalah kesehatan ibu, pemajanan pada teratogen atau agen infeksi
Hasil yang diharapkan :
1. Klien akan mengungkapkan kesadaran tentang faktor resiko individu.
2. Klien akan menghindari faktor dan perilaku yang dapat memperberat cedera janin.
Tindakan atau Intervensi :
Mandiri
Intervensi Rasional
Tentukan pemahaman sebelum informasi diberikan Mengidentifikasikan kebutuhan atau masalah individu dan memberikan kesempatan untuk memperjelas kesalahan konsep, khususnya untuk klien yang berkunjung pertama kali.
Tinjau ulang status kesehatan ibu, misal malnutrisi, penyalahgunaan penggunaan zat. Faktor ini dapat mempunyai dampak besar pada perkembangan jaringan dan organ jaringan dan identifikasi serta interfensi awal dapat mencegah hasil yang buruk.
Kaji faktor lain yang mungkin berbahaya pada janin, misal pemajanan virus atau PHS, faktor lingkungan. Identifikasi memungkinkan pendiskusian cara-cara untuk meminimalkan atau men-cegah cidera. PHS atau virus merupakan masalah ringan tapi berdampak negatif besar pada kesejahteraan janin.
Perhatikan quickening dan denyut jantung janin. Rujuk pada dokter bila ditemukan masalah. Pergerakan janin dapat dirasakan pada dirasakan pada minggu ke 16 – 20, kurang gerakan dapat menandakan adanya masalah. Gagal untuk mendeteksi DJJ dapat menandakan penurunan atau tidak adanya janin atau adanya mola hidatidosa.
Kaji pertumbuhan uterus dan tinggi fundus pada tiap kunjungan. Merupakan skrining untuk gestasi multipel, pertumbuhan janin normal atau abnormal,dapat mendeteksi masalah yang berhubungan dengan polihidramnion atau oligohidramnion
Beri informasi tentang tes diagnostik atau prosedur dan tinjau ulang resiko dan potensial efek samping Mempunyai informasi yang membantu klien atau pasangan untuk menghadapi situasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi.
Kolaborasi
Intervensi Rasional
Bantu dengan prosedur ultrasonografi, dan jelaskan tujuannya Mendeteksi adanya janin di awal minggu ke 5-6 gestasi dan memberikan informasi tentang pertumbuhan janin dengan menggunakan pengukuran kepala sampai kaki, panjang femur, dan diameter biparietal, untuk memastikan usia gestasi dan mengesampingkan retardasio pertumbuhan. Juga menentukan ukuran dan lokasi plasenta dan dapat mendeteksi bebeapa abnormalitas janin
Dapatkan sampel serum ibu untuk kadar alfa fetoprotein (AFT) diantara minggu ke 14 dan 16 Pada NTD terbuka (paling umum spina divida dan anencephali), AFP, protein yang diproduksi oleh kantung yolk dan hepar janin, ada pada serum ibu dengan kadar 8 kali lebih tinggi dari normal pada gestasi minggu ke 15
Bantu dengan amniosintesis bila kadar AFP abnormal khususnya pada populasi resiko tinggi (misalnya; Klien dengan kemungkinan kelainan genetic/ anak sebelumnya mengalami abnormalitas kromosom, gravida tua lebih dari usia 35 tahun), Bila klien belum dilakukan sample vilus korionik (SVK) Analisis cairan amniotic mendeteksi kelainan genetic/ kromosom dan NTD
Ikuti konseling genetic, bila perlu Klien akan memerlukan informasi untuk membuat keputusan berdasarkan infor-masi tentang perjalanan tindakan selama kehamilan ini serta yang akan datang
Lakukan skrining klien terhadap DMG dengan tes toleransi glukosa (TTG) pada gestasi minggu ke 24-26 sesuai indikasi. DMG dihubungkan dengan makrosomia dan masalah distosia
3.4. Implementasi
Tindakan keperawatan/ implementasi dilaksanakan sesuai rencana keperawatan yang telah dibuat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar